Kampusku

Kampusku
Man Jadda Wa Jadda Barang Siapa Yang Bersungguh-sungguh Maka Ia Akan Sukses. Selamat Mengukir Kesusksesan Anda Bersama Kami

Jumat, 18 Juni 2010

Lelaki Peminta dan Sebuah Kapak

Seorang laki-laki dari golongan Anshar datang menghadap Rasulullah Saw. Ia memohon agar Rasulullah Saw memberinya sesuatu untuk dimakan.

“Memangnya, kamu tidak mempunyai sesuatu di rumah?” Tanya Rasulullah.

“Tentu saja ada, wahai Rasulullah. Saya masih mempunyai sehelai kain yang sebagiannya kami pakai dan sebagian lainnya kami hamparkan, serta sebuah gelas besar tempat kami minum air” Jawab laki-laki itu.

Rasulullah kemudian menyuruhnya membawa dan memperlihatkan barang-barang itu kepadanya. Setelah itu, laki-laki Anshar itu membawa barang dan menyerahkannya kepada Rasulullah.

“Siapa yang akan membeli barang-barang ini!” Tanya Rasulullah kepada para shahabat.

Seorang laki-laki berkata, “Aku berani dengan harga satu dirham.”

Rasulullah menimpali, “Siapa yang akan menambah lebih dari satu dirham?”

“Aku mengambilnya dengan harga dua dirham!” Seru seorang shahabat yang lain.

Rasulullah kemudian memberikan dua barang itu kepada penawar terakhir dan mengambil dua dirham itu, lalu memberikannya kepada lelaki Anshar. “Belikan makanan dengan salahsatu dari dua dirham ini, lalu berikan kepada keluargamu dan belikan sebuah kapak tersebut kepadaku.”

Si laki-laki Anshar itu pun bergegas melakukan semua yang diperintahkan Rasulullah Saw. Ia menyerahkan kapak yang baru dibelinya kepada beliau. Setelah itu, Rasulullah Saw memberikan pegangannya, lalu bersabda, “Pergilah dan carilah kayu bakar, kemudian juallah. Aku tidak ingin melihatmu selama lima belas hari!”.

Setelah mengerjakan perintah Rasulullah Saw itu, datanglah laki-laki Anshar itu membawa 10 dirham, kemudian membeli makananan dengan sebagian dari uang itu.

“Ini lebih baik daripada kamu meminta-minta,” Ujar Rasulullah. “Meminta-minta hanya akan menjadi noda di wajahmu pada hari kiamat nanti.”

Sahabat, ada tiga hikmah yang sangat penting dari kisah di atas. Pertama, hindarkan sikap meminta-minta, sebab bisa melemahkan kegigihan jiwa untuk menghadapi hidup ini. Kedua, isilah perut kita dengan hasil keringat kita sendiri agar halal, prestatif; bukan halal karena belas kasihan orang apalagi karena sebel. Ketiga, berani menghadapi risiko psikologis dengan memberikan rentang waktu bersikap gigih, pantang merengek-rengek meminta bantuan (misalnya lima belas hari seperti terapi psikologis yang dilakukan Rasulullah Saw). Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar